Rabu, 10 Oktober 2007

Penghuni Rusun - Satpol PP Bentrok

Rabu, 03/10/2007 - Bentrokan antara Satpol PP dan penghuni Rumah Susun (Rusun) Pulomas, Jakarta Timur, mewarnai upaya eksekusi rusun tersebut,tadi pagi. Bentrokan dipicu dari upaya petugas Satpol PP yang memaksa masuk, kemudian memancing amarah penghuni.

JAKARTA TIMUR (SINDO) –Mereka langsung melawan dengan melempari petugas dengan batu.Alhasil, hujan batu pun tak dapat terhindarkan. Sejak pukul 08.50 WIB,sekitar 900 personel Satpol PP sudah tiba di lokasi kejadian. Sebaliknya, sejak dini hari tadi, para penghuni pun sudah bersiap menyambut kedatangan petugas.

Kebanyakan warga adalah kaum perempuan, dari remaja hingga lanjut usia. Setibanya di lokasi, petugas sempat menggelar apel persiapan. Warga sendiri saat kedatangan petugas juga sempat membentuk barikade. Warga menutup dua dari tiga ruas Jalan Nangka, di dekat rusun hingga mengakibatkan kemacetan parah di kawasan tersebut. Dalam penggusuran tersebut terlihat sebuah buldoser terparkir.

Sementara itu, puluhan aparat kepolisian juga telah siaga dengan sebuah mobil tahanan.Petugas mulai merangsek ke kompleks rusun tersebut sekitar pukul 09.30 WIB. Awalnya, petugas Satpol PP memaksa masuk melalui gerbang depan rusun.Warga menahan Satpol PP dengan saling berhadapan,kemudian saling dorong.Tak lama kemudian, terlihat lemparan batu dari kerumunan warga ke arah barisan aparat, selanjutnya batu-batu beterbangan dari kedua belah pihak. Belum diketahui jumlah persis korban luka akibat bentrokan itu. Sementara ini tiga awak jurnalis televisi luka-luka.Salah seorang wartawan dari Metro TV terkena lemparan batu di kepalanya. Sementara itu,Aan Dwi Wantoro dari RCTI terkena lemparan batu di bagian muka. Tidak hanya itu, kamera milik wartawan RCTI tersebut juga menjadi sasaran lemparan batu.

Akibatnya, kamera itu nyaris tidak bisa digunakan. Korban yang paling parah adalah wartawan Indosiar, Isa. Dia terkena lemparan batu di kepalanya hingga mengakibatkan darah bercucuran menutupi wajahnya.Mereka terjebak di tengah-tengah hujan batu yang dilakukan Satpol PP dan warga rusun. Akibatnya,mereka tidak dapat menyelamatkan diri.

Hingga berita ini diturunkan, petugas masih berusaha mengosongkan rusun tersebut. Sebelumnya, salah satu orang penghuni rusun,Farida, 72,menyatakan para penghuni siap menghadapi serbuan Satpol PP yang akan menggusur tempat tinggalnya.’’Kami telah siap menghadapi mereka,” ungkapnya,sebelum bentrokan.

Aksi penghuni rusun ini dipicu dengan permintaan dari pengelola Rusun Pulomas, PT Pulomas Jaya yang meminta warga untuk meninggalkan rusun. Sebab, pagi ini dilakukan penggusuran. Warga juga mengakui mereka telah menerima pemberitahuan akan ada penggusuran. Namun, warga mencoba bertahan hingga ada putusan dari pengadilan. Farida menambahkan, warga siap mati karena mereka membela haknya.

Warga sendiri menilai bahwa apa yang dilakukan pengelola rusun telah melanggar hukum. Sebab, warga masih melakukan banding di Pengadilan Tinggi. ’’Seharusnya, tidak boleh ada penggusuran karena pengadilannya belum selesai,”ujar Farida.

Dilaporkan pula, enam orang warga terkena lemparan batu dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. ’’Enam orang warga rusun kami luka-luka terkena lemparan batu,” ujar salah seorang warga bernama Cheny.

Keenam korban bentrok yang tidak seimbang itu langsung dibawa ke RS Mediros, Jakarta Timur. Cheny sendiri mengalami luka cukup parah Kini,Cheny masih mendapatkan perawatan intensif petugas ambulans keliling milik Pemprov DKI Jakarta. Setelah berhasil masuk, petugas Satpol PP akhirnya melakukan negosiasi dengan beberapa orang perwakilan warga.

Akhirnya,warga bersedia mengangkut sendiri barang-barangnya.Warga terlihat banyak yang menangis meratapi nasibnya. Barang-barang itu dikumpulkan di pinggiran masingmasing kamar. Terlihat beberapa ibu-ibu menangisi pengosongan itu. (helmi syarif/okezone)

sumber: okezone.com

Tidak ada komentar: